16 December 2010

fesduk

ada facebook ada faceduck..
sampeyan sing ndi??

foto dengan SE G502, di foto dalam sebuah perjalanan menggunakan kereta matarmaja menuju cirebon

--
| n o t h i n g |
http://wahyunurdiyanto.posterous.com

15 December 2010

Skrin Sablon

hari yang meyenangkan, skrin sablon kualitas nomer wahid hadiah dari mas Yoyok, salah satu warga Bunderan telah tiba.
lima skrin, untuk bikin kaos.
rencananya, saya memang mau belajar nyablon kaos.
bikin dan punya distro cita citanya..
tapi sekarang belajar dulu dan masih pesen meja sablonya dulu.  semoga ada duit sisa untuk beli meja sablon


di potrek hari ini, dengan SE G502

--
| n o t h i n g |
http://wahyunurdiyanto.posterous.com

12 December 2010

the doors atau pintu

K : sampeyan eruh the doors?
S : gak!
K : lah kok ngawe kaos the doors?
S : lah nduwe, mosok ga digawe
K : aku yo isin, ngawe kaos musik tapi ga ngerti  crito musik e
S : lah opo kudu mudeng?
K : yo minimal weruh lah
S : lah aku ga kepikiran ngono. aku eruh kaos murah mek rong puluh ewu, yo tak tuku ae. mayan. gawe dewe yo ga iso tur yo larang


K : konco
S : saya
kaos di beli di dekat pasar dinoyo malang, beberapa bulan yang lalu. regane rp 20 ewu pas onok diskonan
self potrek dengan SE G502

--
| n o t h i n g |
http://wahyunurdiyanto.posterous.com

14 November 2010

Makan Enak dan Lokasi Nyaman Monggo Nyoba di RM Pramindya

RM. Pramindya terletak di Jl Raya Beji, samping SPBU Beji, kalau belum mudeng mungkin ancer ancer enaknya ya depan samping barat panti pijat Dhogadho.
Belum ngerti juga dengan lokasi panti pijat Dhogado?? waduh .. :)
cukup basa basinya.

Rabu 10 November 2010 kemarin, saya bersama rekan Yaniko dari bloggerngalam dan rekan Eko dan Noval dari malangkuliner.db.com jalan-jalan dan mencicipi malanan di rumah makan tersebut.

RM Pramindya yang dikelola oleh bapak Dwi Prahara Edi dan istrinya Hermin Sulistiati memiliki ruang cukup luas, dengan aksen bambu di seluruh perabotnya.
Kami berempat mencicipi empat menu, nasi goreng Pramindya, chicken Parmijana, ayam goreng Dolar dan udang saos Inggris.

Secara keseluruhan, menu makanan yang disajikan enak dan mantap.
Nasi goreng terasa pas di lidah. Porsinya pun cukup, tidak telalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Hanya tampilannya saja yang kurang menarik alias ditata terlalu seadanya dan membuatnya hanya sekedar nasi goreng tanpa orang akan mudah meminggatnya.


Masalah tampilan ala kadar juga ada di chiken parmijana dan ayam goreng dollar. Performa dua olahan ayam kampung ini kurang cantik, meski untuk rasa keduanya enak.
chiken parmijana, terasa beda karena ada keju pada lapisan atas tepung, sedangkan ayam goreng dollar renyah dan sedap.

Untuk udang saos inggris... ehmm rasanya sama dengan udang udang saos inggris lainnya. enak.
Sedangkan untuk jenis minuman yang disajikan, rumah makan ini hanya menyajikan minuman standar.
RM Pramindya adalah rumah makan baru, setidaknya dari segi umur, baru empat bulan. Kalo pengelolanya sudah pengalaman buka depot ayam goreng dollar di Makasar, selama satu tahun lebih.
Lokasi yang dipinggir jalan dengan ruangan yang luas plus ada bagian lesehan, membuat tempat makanan ini cocok untuk jujugan rombongan wisata dari Batu atau yang akan menuju ke Batu. Untuk jujugan keluarga atau kumpulan arisan dan pengajian juga cocok.

Namun untuk jujugan rombongan wisata ada sedikit kekurangan, yakni tidak dijualnya aneka barang untuk buah tangan atau oleh oleh, baik itu makanan atau souvenir.

btw, kalau datang rombongan dan tidak ingin lama-lama menunggu pesanan atau pengen disiapkan dengan menu khusus bisa telpun dulu ke 5170280

27 October 2010

Ayo Berinternet Yang Sehat



Jangan asal pasang status di fb atau di twitter atau media sosial lain sak penakmu… atau ngeblog ga aturan sepenak udelmu.
Dunia internet juga punya etika dan etiket. dan sekarang malah bersinggungan dengan hukum juga.
Macem macem iso keseret hukum dan dipenjara hanya masalah status atau isi blog. think berfore posting
Keterangan diatas adalah sebagian kecil dari yang disampaikan oleh begawan blog indonesia, paman tyo saat sowan ke malang bersama Donny BU dalam acara workshop Internet Sehat powered by temen temen bloggerngalam Selasa 26 Oktober lalu.
Media sosial memang membuat cara berkomunikasi menjadi berbeda.. namun disana tetap ada batasannya. “Karena tidak ada kebebasan mutlak bagi semua orang. Kebebasan yang jangan sampai merampas kebebeasan orang lain,” kata Paman Tyo dalam ceramahnya di hadapan peserta seminar Internet Sehat di kampus ABM Malang.
Mas Paman pemilik blog keren http://memo.blogombal.org/ ini menegaskan, media sosial tak beda dengan kehidupan nyata. Ada etiket dan etika standar moral dan hukum.
Donny BU menambahkan, berperilaku sehat di internet mencerminkan kehidupan pribadi orang tersebut.

sekian laporan workshop internet sehat dari malang

foto dari canon PS A75 bekas

14 October 2010

Tim Profesional Yang Kurang Profesional


Coba kalo tidak mengutamakan eklusivitas media tertentu saat lonching sponsor untuk musim 2010-2011, Kamis (14/10), produk sponsor akan terpampang dilebih banyak media. Branding gratis lah...
Sayangnya, pihak sponsor dan manajemen Arema berpikir sempit.
Alhasil, produk/brand milik sponsor hanya terlihat di satu media lokal. tidak ada di media-media regional/nasional.
Dari ilmu manajemen pemasaran, model branding macam begini kurang tepat, salah dan konyol. Coba media nasional dan regional dikasih kesempatan yang sama produk/brand sponsor pun semakin dikenal banyak orang.
Untuk manajemen Arema, acara louching yang sepertinya kucing kucingan dengan pewarta media lain juga konyol,-sehingga pewarta media lain offside dan gagal meliput-, jelas menunjukkan sikap dan wawasan manajerial sempit. Selain itu, mereka sepertinya tidak sadar, selama ini selalu didukung oleh media.
Andai manajemen bersikap adil kepada media. Nama Arema pun semakin berkibar karena diwartakan diseluruh medi, yang mungkin akan bisa menarik minat sponsor lain utnuk masuk mendanai Singo Edan.

04 October 2010

1000buku

Gerakan 1000 Buku Jilid II

serba seribu

Anda percaya minat baca bangsa Indonesia itu rendah? Kami sih tidak sepenuhnya percaya.

Dua tahun lalu kami pernah menggalang gerakan serupa. Hasilnya cukup memuaskan. Target 1000 buku terpenuhi, bahkan lebih. Kala itu sekitar 4 ribu buku berhasil terkumpul. Sejumlah individu dan institusi dengan penuh inisiatif menyumbangkan buku, beberapa menyumbangkan dalam bentuk uang tunai. Karena sejumlah alasan, kegiatan pengumpulan buku jilid pertama itu kami batasi hingga pelaksanaan Muktamar Blogger dan Pesta Blogger 2009. Buku-buku yang kami kumpulkan telah disalurkan ke beberapa tempat yang kami nilai memang membutuhkannya.

Tapi permintaan akan buku masih kadang kami terima kendati stok buku yang kami kumpulkan sudah habis. Kebutuhan buku tidak pernah berkurang, tapi malah terus bertambah. Itu tanda bahwa masih banyak pihak yang membutuhkan buku dan bahan bacaan.

Di situlah masalahnya: bagaimana mau meningkatkan dan menggalakkan minat baca jika masih banyak kalangan yang tidak memiliki akses pada buku? Vonis rendahnya minat baca, dalam sejumlah kasus, seringkali tidak memperhitungkan kurangnya pasokan buku dan bahan bacaan.

Itulah sebabnya kami merancang dan mempersiapkan kembali Gerakan 1000 Buku.

Tidak ada perbedaan signifikan dari Gerakan 1000 Buku jilid dua ini dengan jilid sebelumnya. Prinsipnya: kami siap menerima, mentabulasi, mengelola, mengkoordinir dan menyalurkan distribusi buku-buku yang disumbangkan. Tidak ada batasan ketat mengenai jenis buku macam apa yang bisa disumbangkan. Kendati demikian, buku dan bahan bacaan yang diperuntukkan bagi anak-anak sampai remaja (entah itu buku cerita. komik, atau buku pelajaran) tampaknya masih jadi kebutuhan utama. Buku-buku panduan yang sifatnya praktis juga bisa diprioritaskan mengingat kian banyak perpustakaan-perpustakaan di pelosok desa yang tentu juga membutuhkan bacaan-bacaan praktis yang berguna bagi keperluan sehari-hari warga.

Tapi, sekali lagi, itu batasan yang longgar. Pada prinsipnya, kami tidak membatasi jenis dan genre buku apa saja yang boleh disumbangkan. Kami akan memilah dan menyortir buku-buku yang masuk sedemikian rupa sehingga penyalurannya pun diusahakan tepat sasaran.

Tentu saja kami tidak sendirian mengerjakan program ini. Seperti juga Gerakan 1000 Buku jilid pertama, kami menggandeng beberapa komunitas lain dalam pelaksanaannya. Pada Gerakan 1000 Buku jilid pertama, komunitas Cah Andong (blogger Jogja) dan Loenpia (blogger Semarang) dan beberapa komunitas lain secara aktif ikut membantu, terutama dalam pendistribusiannya. Kali ini kami juga terbuka dan berharap partisipasi teman-teman dan komunitas lain, terutama dalam pendataan sasaran penyaluran dan dalam pendistribusiannya.

Untuk Gerakan 1000 Buku jilid dua kali ini, teman-teman dari Dagdigdug (dan balakurawanya) di Langsat bukan hanya bersedia membantu, bahkan menjadi pendorong utama digelarnya jilid kedua Gerakan 1000 Buku kali ini. Alamat pengiriman sumbangan buku pun menggunakan markas Langsat sebagai homebase-nya.

Kami berharap Gerakan 1000 Buku ini bisa berjalan dengan lebih baik ketimbang sebelumnya, baik dari segi jumlah buku yang terkumpul maupun dalam pengorganisasian dan pendistribusiannya. Jika dua tahun lalu donasi buku yang terkumpul bisa mencapai sekitar 4 ribu buku, harapan kami angka itu bisa dilampaui. Donasi dalam bentuk buku (tentu uang tunai pun tidak kami tolak, karena tahun lalu pun beberapa ada yang menyumbangkan dalam bentuk uang tunai), penyebaran informasi mengenai Gerakan 1000 Buku ini, sampai kerjasama-kerjasama dan bantuan-bantuan lainnya amat kami harapan. Kami akan melaporkan semua donasi dan hal-hal lainnya dalam situs kami secara berkala dan transparan dan bisa dikontrol oleh para donatur.

Sebuah buku dari Anda mungkin akan sangat membantu si Upik yang tinggal di sebuah desa pelosok yang tak tersentuh perpustakaan dan taman bacaan. Percayalah, tak ada yang sia-sia dari sebuah buku yang disumbangkan pada mereka yang memang sangat membutuhkan bacaan.

Apakah hanya program Gerakan 1000 Buku saja yang digalang BHI? Tidak. Selain Gerakan 1000 Buku, kami juga sudah merancang program lain yaitu Gerakan 1000 Kaos.

Tidak seperti Gerakan 1000 Buku yang hanya mengumpulkan dan menyalurkan buku, Gerakan 1000 Kaos tidak berhenti dengan mengumpulkan kaos. Kaos yang terkumpul hasil donasi para donatur akan kami pisahkan antara yang layak dan yang kurang layak. Kaos yang masih layak pakai akan kami salurkan langsung pada banyak orang yang masih membutuhkannya.

Sementara kaos bekas yang kualitasnya kurang memadai untuk disumbangkan langsung akan kami gunakan untuk keperluan menggelar workshop keterampilan menjahit dan sablon bagi teman-teman difable. Kami masih merancang dan mempersiapkan dengan lebih detail lagi rencana workshop ini. Ide dasarnya, selain untuk memberi keterampilan pada teman-teman difable, ide workshop ini akan memastikan semua kaos yang kami terima tidak akan sia-sia. Jadi, tak perlu khawatir jika hendak menyumbangkan kaos. Bahkan yang mungkin terlihat kumal pun akan kami upayakan tetap berguna dan bermanfaat.

Akan halnya Gerakan 1000 Buku, bantuan donasi dan kerjasama lainnya dari teman-teman dan komunitas lainnya akan sangat kami bantu. Kami bukan hanya membutuhkan bantuan dan partisipasi dalam hal donasi kaos, melainkan juga kerjasama dalam penyelenggaraan workshop menjahir dan menyablon kaos bagi teman-teman diffabel.

Demikianlah, buku untuk otak dan jiwa, kaos untuk badan dan raga.

Mari bergabung, mari membantu.

Ttd. Komunitas Bunderan Hotel Indonesia (BHI)

Contact Person:

Taufik Kusetiyohadi
email: hadik1@gmail.com
YM: kukuruyuk01
Twitter: @kukuruyuk01
No rekening:0354114808
Atas nama : Taufik Kusetiyohadi
Bank BCA cabang Sudirman Jakarta Selatan

Much Syaefulloh
email: much.syaefulloh@gmail.com
YM: ipoul_bangsari
Twitter: @bangsari
Norek :103-00-0484636-2
bank Mandiri KC Jkt-Thamrin
a/n : Much. Syaefulloh

Achmad Somadi
YM: achmad_somadi
Twitter: @lawabiroe

wahyu nurdiyanto
email : namakuwahyu@gmail.com
YM/Twitter : kowokhitam

ayo nyumbang buku