Tersenyumlah Kawan
kemarin anak itu masih bertemu dengan saya
kemarin ia tersenyum lepas
ada makna yang terpancar dari bibirnya
kemarin ia juga menatapku dengan tajam
kemarin ia mengulurkan tangan sebagai tanda
waktu telah berakhir...
rasanya baru kemarin juga...
ia pergi dari komunitas kami
hari ini ia memberi kabar
kakinya telah menapak di bumi surabaya
doaku teriring buat si dia
semoga Tuhan membawanya ke satu titik yang ia impikan
selamat bekerja kawan... sukses selalu...
tersenyumlah... dan tersenyumlah....
mas bechi dan konco-koncomu
Tulisan diatas, adalah tulisan pimpinan saya saat masih tugas di Jakarta.
beliau memang sedikit banyak tahu mengenai pergulatan hati saya, mulai dari pekerjaan sampai kehidupan roman.
Tulisan ini datang sesaat setelah kaki ini menapak di Surabaya pada Senin 26 Nopember pagi.
Kesedihan untuk pergi dari jakarta memang masih terasa, tapi hidup memang seperti itu, bergerak dinamis. Dan saya pun tak harus menyesalinya. "Kabeh ki ono wayahe." kata seorang sahabat.
Bang Domu, pimpinan yang juga teman baik di kantor Jakarta, juga menitipkan pesan "Dunia tak selebar daun kelor, semangat dan bangkit. jangan kubur asamu sendiri."
Terima kasih terima kasih dan terima kasih pak Bechi, terima kasih bang Domu semoga saya bisa menjadi orang yang lebih baik. dan terus tersenyum...
tapi saya masih juga merasa sedih...
6 comments:
wah masih melow rupanya. yakin mas, di tempat baru semuanya akan lebih baik. :)
dolly saya kira bisa menghilangkan kesedihanmu, teman...wekekeke
@KW : :)
@Gus Pitik : gang dolly, mbak dolly, permen dolly opo dolly parton :)
walah bun, aku malah gak mau pindah ke jakarta, supek, gaji dadi luwih sithik, tuwo ning ndalan.
sedih mergo nyelot adoh yo???bersyukurlah pada kemajuan jaman kang...=))
ayo semangat!!!
masih mellow?
Post a Comment