31 March 2018

Bermain

Anak kecil ya bermain.
Bermainlah le..bermain. Terus bermain.

Selama kamu bisa bermain selama kamu mampu.

Usiamu tak kan berulang. Masamu tak akan berulang.

Bermainlah agar bahagia, Bermainlah asal kau bahagia.

Ayahmu akan mengingat hari harimu bermain.

Khusus hari ini, ayahmu nangis karena Zoey menangis karena tidak bisa bermain.

Semoga Ayahmu akan selalu bisa menemanimu bermain....menemanimu bahagia. Karena tak ada kebahagian terbesar selain melihatmu senang dan bahagia.

21 March 2018

Indonesia Diramal Bubar pada 2030, Ini yang Perlu Anda Lakukan

INDONESIA diramal bubar tahun 2030, atau 12 tahun lagi.
Saat Indonesia bubar, berapa usia anda saat itu??

Apakah sudah ada persiapan matang untuk menyongsong bubarnya republik ini?

Nah sebelum Indonesia bubar, (dalam kurun waktu 12 tahun) Anda harus benar-benar menyiapkan diri dengan baik. 
Masalah keuangan harus jadi prioritas. Jika republik ini bubar, pastikan ada dana taktis selama menunggu berdirinya republik baru di nusantara.

Caranya?? ya menabung, baik itu uang dan aset. Hitung kebutuhan hidup pada 12 tahun mendatang. Apa sudah cukup atau masih belum.

Jika belum maka rencanakan dengan baik mulai saat ini karena resiko bisa datang kapanpun.

Jika resiko itu datang lebih cepat maka anda sudah siap. Jika resiko itu datang 12 tahun lagi maka anda juga sudah siap.

Menabung tidak melulu menyimpan uang dan berinvestasi, tapi juga bisa dengan asuransi. Setidaknya, saat republik ini benar-benar bubar, ada jaminan keuangan yang anda miliki.

Dengan memiliki asuransi (yang bagus dan lengkap kover kesehatannya, plus ada uang pertanggungan), setidaknya hidup anda akan baik-baik saja saat resiko datang, baik itu, sakit, PHK, cacat tetap yang membuat tidak bisa bekerja, atau kematian.

Loh negaranya kan bubar? asuransinya kan juga bubar? YA ndak lah, kan perusahaan asuransinya bonafid dan internasional. 

Karena itu, carilah perusahaan asuransi yang bereputasi, bonafid, profesional. Gali info sebanyak-banyaknya di gugel atau teman atau agen asuransi yang anda kenal.

Ingat, Negara (yang dibangun dengan sistem yang bagus) saja bisa bubar, apalagi keuangan personal yang dibangun dengan manajemen asal-asalan.



Malang, 22 Maret 2018

Wahyu Nurdiyanto

Perencana keuangan di Asuransi AIA

**foto milik PT AIA Financial

--

18 March 2018

BPJS dan Asuransi, Apa yang Beda??


Di bawah ini saya copas tulisan Basri Adhi, agen asuransi AIA di Surabaya.
Tulisan yang menarik mengenai BPJS dan Asuransi.
Monggo dibaca alon alon, biar ga salah paham dan mengerti.
==============
BPJS bukan ASURANSI ?
Oleh : Basri Adhi

Sudah baca harian Kompas Hari ini?  Di halaman 13 ada berita yang ditulis dengan judul yang sangat besar.  Ada di foto.

Lalu mengapa BPJS bisa tekor seperti ini?  Ada "hoax" yang bilang bahwa karena gaji pengelolanya terlalu tinggi, sehingga membebani Layanan yang harusnya diberikan oleh BPJS.  Saya bukan direksi atau karyawan BPJS, tapi saya berani bilang itu hoax.  Mengarang bebas.

Begini ...Salah satu pekerjaan penting dalam organisasi Asuransi adalah pekerjaan Aktuaria (atau bahasa Enggrisnya : Underwriting).

Ini adalah bagian yang mematahkan pendapat bahwa ikut Asuransi itu berjudi.  Setor kecil dan pengen dapat besar.  Bayar sekarang, tak tahu dapatnya kapan.  Bila yang berpendapat seperti itu, saya yakin karena belum baca buku atau -minimal- belajar soal Asuransi.  Hanya nggak suka : nggak suka bayar premi atau nggak suka sama agen asuransi. 

Aktuaria dalam pekerjaan Asuransi berdiri di garda paling depan.  Aktuaria yang menentukan seorang nasabah BISA DITERIMA atau TIDAK, kalau DITERIMA dia harus bayar IURANnya berapa dengan persyaratan tambahan apa (misal : medical check up, extra premi dan pengecualian coverage).

Bekerja atas dasar apakah para Aktuaris ini?  Apakah para Aktuaris ini terdiri dari "God of Gambler" semacam Chow Yun Fat dan Andy Lau?

Ilmu aktuaris ini adalah cabang ilmu yang merupakan penggabungan antara ilmu Matematika, Statistika, Ekonomi dan Keuangan.

Mereka menghitung Potensi Resiko seseorang atau sebuah asset berdasar : Data "Past Performance" atas objek dengan kriteria yang sama, Menghitung Probabilitas kejadian yang sama dengan Rumus Matematika dan Statistika yang rumit, serta memegang pedoman Hukum Bilangan Besar. 
Sekolahnya susah.

Dulu profesi Aktuaris ini harus melalui proses pelatihan yang panjang dan melelahkan, namun kini sudah ada sekolah yang mencetak Sarjana Aktuaria.  Salah satunya adalah IPB... ya Institut Pertanian Bogor.  Dimana Jurusan ini adalah pengembangan dari Jurusan Matematika.
Dan saya tahu persis, Chow Yun Fat tidak mengajar di IPB.

Lalu apa hubungannya dengan BPJS ?  BPJS adalah Jaminan Sosial atas (Pembayaran) Biaya Kesehatan Rakyat Indonesia.  Ini hanya ada di Indonesia?  Enggak.  Di hampir semua negara maju ada model BPJS ini. 

Di luar Indonesia, biasanya model BPJS ini dibiayai oleh negara dari Pajak.  Kok Indonesia tak bisa?  Ya karena jangankan untuk membayar iuran total peserta BPJS  yang jumlahnya 180 jutaan, buat bikin jalan dan kereta api saja masih tekor.

Makanya, tidak semua peserta digratisin oleh pemerintah.  Yang digratisin BPJS masuk dalam program Kartu Indonesia Sehat (KIS).  Sisanya ya harus bayar iuran yang "murah", lha paling mahal cuma Rp 80ribu.  Setara tiga kali bensin motor Mio yang dipakai dari Rumah ke Minimarket, atau secangkir Caramel Macchiato di Kedai kopi.

Peserta dapat bergabung sebagai peserta BPJS dan memanfaatkan fasilitasnya TANPA melalui proses seleksi Aktuaria.  Perlakukan untuk yang jantungan sampai jantungan sama : daftar, sanggup bayar iuran ...jadilah peserta.

Apa bedanya dengan Asuransi Kesehatan kalau begitu?

Kalau untuk menjadi peserta Asuransi Kesehatan, seseorang harus menjalani serangkaian proses Aktuaria.  Dicek umurnya (makin tua, makin mahal karena resikonya makin besar), dan tentu dicek riwayat kesehatannya.

Aktuaris berhak menerima dan menolah calon peserta.  BPJS tak begitu...Setelah itu, di Asuransi, bila diterima ada masa tunggu, ada "survival period".  

Di BPJS, misal sudah jantungan, praktis begitu sudah menjadi peserta, bisa langsung dipakai kartu itu untuk "berobat".

Maka, tak heran bila banyak terjadi keterlambatan klaim RS oleh BPJS (baca Kompas), karena antara IURAN yang masuk, dengan KLAIMnya tak seimbang.  Terlalu banyak Klaim daripada uang iuran, karena uang iuran sama rata-sama rasa : tidak dibedakan berdasar tingkat resiko.  Dan cenderung terlalu murah akhirnya.

Itu mengapa saya bilang, BPJS bukanlah Asuransi Kesehatan.  BPJS adalah Jaminan Sosial berbasis Iuran.  Namanya Jaminan Sosial seharusnya "penikmatnya" adalah pihak yang kurang mampu.

Buat yang mampu -terutama secara ekonomi- pilihannya bayar biaya perawatan RS pakai uang tabungan atau milikilah Asuransi Kesehatan yang disiapkan perusahaan Asuransi.   Jangan kayak orang susah.  Karena ada Harga, ada Rupa.

Jadi soal BPJS, Asuransi : Benci boleh, bodoh jangan.

16 March 2018

Foto Keluarga

Suatu kali, sekolahnya Zoey minta foto keluarga. Foto ayah ibu dan anak.

Badalah! Mana ada foto begituan. Kami sekeluarga ga pernah foto begituan (yang kayak keluarga normal lain, berfoto bersama pakai baju bagus di sebuah studio foto).

Waktu pengumpulan foto sudah mepet. Siang habis jumatan harus disetor karena harus didesain ulang dan dicetak.

Akhirnya, nemu juga foto keluarga. Foto yang diambil pas seorang kawan mantenan. Alias foto souvenir...hahahahaha.

Maka, jadilah foto direpro ulang dan dikirim via whatsaApp.

Jan keluarga limited edition :)

Malang, 16 Maret 2018

14 March 2018

Anak laki ya bermain (bahkan sampai gede)

Zoey kecil saat dijemput di TK Cerdas. Hampir selalu ingin main main dulu.

Anak laki memang seperti itu, sukanya bermain main. Bahkan pemilik sekolah yang juga seorang psikolog dan ahli parenting mengatakan, anak laki-laki memang baiknya masuk SD saat usia 7 tahun. Di usia 7 tahun, anak laki sudah mulai bisa diajak fokus belajar.

"Kalau masih di bawah 7 tahun bawaannya ya bermain. Beda dengan anak perempuan. Karena itu, baiknya anak laki-laki masuk SD saat usianya sudah 'matang', yaitu 7 tahun," ucapnya.

Ayahmu manut saja le. Wong ayahmu ae sing 39 tahun ya seh seneng dolanan, main main. :)

Malang, 14 Maret 2018.

*foto editing dengan bantuan aplikasi plixr

Menangkis Mahalnya Biaya Pengobatan


BIAYA medis yang mahal menjadi hantu bagi semua orang, termasuk bagi orang kaya sekalipun. 
Untuk itulah asuransi hadir memberi solusi. Dengan mempunyai asuransi jiwa/kesehatan yang bagus, anda akan aman dari biaya rumah sakit dan biaya lain yang mengikutinya.
Anda tidak lagi merepotkan orang lain karena uang perawatan sudah ditanggung asuransi. Tidak hanya itu, uang tabungan anda juga aman, karena tak perlu diambil untuk bayar pengobatan. 
Perlu diketahui, biaya medis akan selalu naik setiap tahunnya. Untuk itu, siapkan dan rancang keuangan dengan baik sejak saat ini. Ingat resiko/sakit/kecelakaan/mati datang tanpa permisi. (*)
Malang, 14 Maret 2018
wahyu nurdiyanto

04 March 2018

Belajar dari Kasus Kesehatan Artis Joana Alexandra

KASUS yang dialami artis Joanna Alexandra sebenarnya bukan kasus langka. Ini juga dihadapi banyak keluarga lain di Indonesia.

Biaya medis yang mahal memaksa keluarga menjual aset, menguras tabungan, dan bahkan berutang.

Keluarga Joanna (Joanna dan suaminya) mungkin sudah mempunyai asuransi kesehatan, namun tidak untuk kasus anaknya yang baru lahir ini sehingga mereka harus pontang panting mencari dana.

Intinya, resiko terkena resiko (penyakit kritis) bisa menimpa siapa saja. Bukan hanya orang tua tapi juga anak-anak.

Secara logika, jika anak yang sakit, orang tua mungkin yang akan membayar pengobatannya. Tapi bagaimana jika orang tua yang sakit, sementara anak masih kecil? Bisakah atau mampukan anak membayar biaya pengobatan?

Di sinilah peran asuransi. Sebagai orang tua, pastikan anda sudah terproteksi atau memiliki asuransi kesehatan yang lengkap.

Jangan sampai ketika anda sakit (parah), anak anda akan repot mencari biayanya.

Ok, anda memang punya tabungan dan aset besar. Tapi jangan lupa, tabungan anda bisa habis dan aset pun hilang karena harus dijual.

Beda apabila anda punya asuransi. Uang tabungan dan aset anda akan aman karena seluruh biaya pengobatan akan dikover asuransi.

So...jangan ragu membeli asuransi. Pastikan asuransi anda bagus dan lengkap dan memiliki perlindungan penyakit kritis.(*)

Malang, 5 Maret 2018

Wahyu Nurdiyanto
Perencana keuangan di Asuransi AIA.

**foto diambil dari liputan6

01 March 2018

Mengatasi Kenaikan Biaya Kesehatan yang Selalu Lebih Tinggi Dibandingkan Rata-rata Kenaikan Gaji


SEPERTI halnya tanah, properti, atau kendaraan, biaya kesehatan/pengobatan medis juga akan mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Jumlah prosentasenya mungkin berbeda-beda, tapi kenaikan biaya itu ada. Namun rata-rata kenaikan biaya kesehatan di Indonesia akan selalu lebih tinggi dibandingkan rata-rata kenaikan gaji.

Cek link >> Biaya Kesehatan di Indonesia Naik 36 Persen Per Tahun https://ekonomi.kompas.com/read/2017/02/02/145811626/biaya.kesehatan.di.indonesia.naik.36.persen.per.tahun

Gaji memang naik saban tahun, tapi dana kesehatan dari kantor belum tentu ikut naik, alias flat sejak tahun pertama masuk sampai sudah bertahun-tahun bekerja.

Yang bekerja di kantor besar bolehlah bersyukur, jatah kesehatan kantor bisa sangat besar dan mencukupi. Menjadi masalah jika bekerja di perusaaan kecil, yang anggaran kesehatan untuk karyawannya sangat kecil, atau bagi anda yang bukan pekerja kantoran yang pastinya tak punya fasilitas kesehatan.

Siapkah kita dengan kenaikan biaya itu?

Untuk itulah asuransi jiwa/kesehatan hadir. Dengan biaya yang flat (sesuai pembayaran premi tahun pertama), Anda tidak akan pusing dengan kenaikan biaya pengobatan termasuk biaya rawat inap di rumah sakit. Semua akan dikover oleh asuransi.

Dengan asuransi, Anda tidak perlu membobol dana tabungan atau menjual aset/investasi jika sewaktu-waktu terkena resiko atau sakit.

Cukup tunjukkan kartu asuransi yang anda miliki, dan anda tak perlu pusing dengan biaya yang ada. Artinya, dengan memiliki asuransi, anda tidak perlu lagi merepotkan keluarga/anak/istri/suami (untuk urusan biaya).

Jadi jangan ragu untuk memiliki asuransi. Pilih asuransi jiwa dari perusahaan yang bonafid. Ingat! Sebelum membeli asuransi, teliti manfaat yang diberikan. Pastikan asuransi yang anda beli telah mencakup perlindungan penyakit kritis. 



Malang, 2 Maret 2018

Wahyu Nurdiyanto
Perencana Keuangan, bekerja di Asuransi AIA Indonesia

#AyoBerasuransi
#AIA Indonesia

ayo nyumbang buku